Total Tayangan Halaman

Minggu, 31 Januari 2016

Embung Sriten, menikmati sunset terbaik dari dataran tertinggi di Gunungkidul

Sunset...matahari terbenam, ya..pemandangan yang sangat indah tatkala sang surya mulai menghilang dari pandangan ketika senja tiba. sinar yang berkilauan menembus sela sela awan atau tertutup bayang bayang pegunungan sangat indah tak terlukiskan. Menikmati indahnya matahari terbenam bisa dimana saja...salah satunya di Embung Batara Sriten, daerah pegunungan kapur yang merupakan titik tertinggi di Kabupaten Gunungkidul.
Menuju Embung...
Embung sriten berada di dusun Sriten, Desa Pilang Rejo, Kecamatan Nglipar, Kab. Gunungkidul, letaknya di perbukitan kapur dengan ketinggian sekitar 800 an meter diatas permukaan airlaut. Jarak dari pusat kota Wonosari skitar 17 km ke arah utara. bila anda dari kota wonosari silahkan mencari arah menuju kecamatan Nglipar, sesampai di Kantor kecamatan Nglipar sebelah barat atau disamping kanan kantor ada jalan tembus arah kecamatan Ngawen. Rute selanjutnya dari samping kantor kecamatan Nglipar tersebut menuju arah ngawen sekitar 3,5 km sampai di Balai desa Pilang rejo di sisi kiri jalan utama. Sesmpai di Balai desa Pilangrejo ada pertigaan ke kiri, berupa jalan aspal dan itulah arah menuju Embung Sriten, dan perlu di ketahui mulai dari sini siapkan mental, fisik dan kendaraan anda dalam kondisi prima, karena medan yang dihadapi berupa jalan corblok rusak tanjakan ekstrim dengan kanan kiri jurang yang lumayan memukau...
Bila anda dari Yogyakarta, rute perjalanan dari pertigaan Sambipitu, ambil kekiri menuju arah Ngawen sekitar 13 km sampai di Balai desa Pilangrejo. 
Memang jalan menuju Embung sriten selepas dari Balai Desa Pilangrejo kurang bersahabat untuk jenis kendaraan roda dua type matic dan kendaraan roda empat semacam sedan atau yang mempunyai ground clereance yang rendah...heheh.
Tapi jangan khawatir perjalanan penuh perjuangan sejauh 7 km anda akan terbayarkan ketika sampai di puncak...hehe.
Yup...berikut  penampakan danau buatan di dataran tertinggi Gunungkidul...
 
 Gb. Menikmati senja di puncak tertinggi

 Gb. puncak yang instgramable..hehe

 Gb. Embung dan matahari 

Gb. Embung dan sangsurya 

 Gb. Embung lagi


Gb. Embung, Bukit dan pencintanya...

Ok...sob, demikian sedikit penampakan Embung Sriten, semoga berkenan apa bila masih kurang datanglah sendiri...kkk, nuwun...



Rabu, 27 Januari 2016

Catper: Pendakian Gn Merbabu jalur Selo

Menatap Ubun Ubun Gn Merapi dari Merbabu

Meski sudah hampir 3 tahun berlalu, ingatan akan eloknya pemandangan di jalur pendakian Gn Merbabu via Selo, Boyolali tak kan pernah terlepaskan, berikut catatannya..
Entahlah....tanggal 29 September senantiasa menjadi waktu yang sakral bagi saya untuk mendaki gunung, hingga perjalanan saya untuk menapaki jalan menuju puncak Gn Merbabu kala itu aku laksanakan tanggal 28-29 September 2013.
Sabtu, 28 September waktu itu bersama 4 orang rekan sekitar jam 09.00 wib, dari tempat tinggalku di Wonosari, Gunungkidul mengendarai 3 sepedamotor menuju pos pendakian Gn Merbabu di Selo, Boyolali. Kurang lebih 3 jam perjalanan membelah kota Yogyakarta - muntilan - Selo.
Sekitar Jam 12.00 wib, sampai di komplek pasar Selo, istirahat sejenak, menunaikan kewajiban shalat duhur dilanjutkan makan siang di warung terdekat. Disarankan untuk mengecek ulang logistik yang belum lengkap disini, karena apa bila ada kekurangan di basecamp Selo sulit untuk mencari karena posisinya yang jauh dari pusat belanja maupun warung yang lengkap, juga bagi para pendaki yang baru pertama kesini disanrankan bertanya kpd penduduk sekitar untuk menunjukkan arah basecamp Selo, karena jalurnya yg berbelit2.
Yang jelas, waktu itu setelah polsek selo saya ambil jalur ke kiri menuju base camp.
 gapura selamat datang,...sebelum sampai base camp.
Setelah melewati jalan kampung yang lumayan jauh dan berliku, sampailah di basecamp pendakian Selo, ada beberapa base camp di sini...saya waktu it pilih basecamp yang lumayan ramai oleh para pendaki, letaknya di sebelah kanan jalan. Di basecamp ini tersedia air khas pegunungan yang cukup melimpah.

 salah satu base camp pendakian jalur selo..
Di basecamp ini saya melakukan registrasi, bayar tiket, ceking perbekalan dan perlengkapan lagi truss tepat jam 14.00 WIB kami mulai perjalanan pendakian. 

dari base camp menuju gerbang pendakian
Menuju gerbang pendakian, dari basecamp jaraknya sekitar 150 m saja. setelah gerbang pendakian ini kita memasuki kawasan hutan dengan populasi pohon pohon yang tinggi dan besar...

gerbang pendakian selo, yang tak pernah terlewatkan untuk berfoto..
Singkat kata singkat cerita, jalur pendakian selo dari base camp menuju pos 1 Dokmalang, Pos 2 Tikungan macan rutenya berupa hutan dengan tanjakan yang aduhai asyiknya..hhh, tak ada bangunan apapun di pos pendakian jalur selo ini, pos hanya berupa tanah datar saja.


 suasana Pos 1, dok malang.
Selepas dari pos 2, jalur sudah mulai terbuka dengan ditandai banyaknya tumbuhan cantigi, suplir dan tanaman eidelweis menghiasi kanan kiri jalan.

 Sabana di pos batu tulis
Rute selanjutnya dari pos 2 adalah pos batu tulis, dinamakan demikian karena pos ini ditandai dengan adanya batu besar nan datar seperti papan tulis. Sebelum sampai batu tulis kita akan dihadapkan padang sabana yang cukup luas disini, di sabana ini ada beberapa puncak bukit kecil yang sungguh indah pemandangannya. 
Senja sudah menghadang kami ketika sampai di batu tulis, trek yang cukup terjal, berdebu dan gelap membuat kamera pocket tak keluar dari sarungnya.
Setelah mendaki bukit yang cukup terjal, sampailah kita di Pos sabana 1, tempat ini berupa padang rumput yang sangat luas.
 Gn Merapi menyembul diantar awan, dari pos sabana 1
 Istimewa....itu saja...hhh, ndak cukup untuk mengungkapkan indahnya pemandangan disini, riuh lalu lalang para pendaki yang lain silih berganti membuat kami tak ingin berlama lama ditempat ini. Merapikan barang barang, menyiapkan bekal secukupnya terus summit attack. dari pos ini masih sekitar 2 jam perjalanan untuk sampai ke puncak.

 menanti terbitnya mentari 
Maha karya yang luar biasa bak dinegeri dongeng, padang rumput yang luas, udara yang dingin, langit cerah, apa lagi....hati yang riang pastinya.

 track dari sabana 1 menuju puncak....puncaknya belum kelihatan lho...

 amazing banget....itu punggung saya..hh
 istimewa....salam lestari dari kami...

jalur di pos sabana 2
Tepat jam 06.00 wib perjalanan kami lanjutkan menuju puncak. Selanjutnya adalah pos sabana 2, jam 06.33 WIB kami sampai di pos 2, pos ini berupa padang rumput diselingi peohonan cantigi maupun eidelweis yang tumbuh tinggi serta dikelilingi bukit sehingga nyaman untuk mendirikan tenda atau ngecamp disini.

plang penunjuk menuju puncak..

amazing nya pemandangan menuju puncak...

jajaran punggungan dan bukit yang harus dilallui dari pos sabana 1 meuju puncak 
Tampak jelas bukit bukit dan lembah nan hijau dipenuhi rerumputan dan anggunnya gunung merapi semakin memperlambat laju perjalanan menuju puncak, hingga sekitar jam 07.30 WIB kami baru sampai di puncak tertinggi gunung Merbabu 3143mdpl. Gunung merbabu mempunyai 3 puncak, yaitu puncak utama, kentheng songo dan menara.

menggapai ubun ubun gunung merapi dari puncak merbabu

keagungan gunung merapi dari puncak tertinggi gunng merbabu

puncak kenteng songo

Dari puncak utama untuk menuju puncak kenteng songo, cukup berjalan sekitar 5 menit sudah sampai. di puncak kenteng songo ini ditandai dengan adanya batu batu berlubang menyerupai ceruk atau lumpang.
Setelah beberapa saat menikmati puncak, sekitar jam 08.30 kami putuskan untuk turun menucu camp kami di pos sabana 1, tak seperti perjalanan summit tadi, sekitar 30 menit saja waktu dibutuhkan untuk kembali ke camp..
Sesampai di camp, kami packing ulang dan menyiapkan perbekalan untuk turun gunung menuju base camp. track yang sangat berdebu membuat ami harus turun dengan inerval waktu agar tidak bengeken menghirup debu. Dari Pos sabana 1 menuju base camp waktu yang kami butuhkan sekitar 2,5 - 3 jamperjalanan.
Demikian..catper pendakian gn merbabu via Selo, yang sempat tertunda selama 3 tahun..hhhh, semoga berkenan.


Senin, 18 Januari 2016

Catper :Pendakian Gn Lawu jalur Candi Ceto

 Gunung Lawu, tak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat Indonesia terutama para penggiat alam. Ya, gunung dengan ketinggian 3265 meter diatas permukaan laut ini memiliki keindahan dan keunikan tersendiri, dapat menghasilkan pengalaman yang berbeda bagi siapa saja yang mendakinya.
Saya sendiri sudah yang ke dua kalinya.
Yap, pendakian gunung lawu kali ini saya lewat jalur candi Cetho, Karanganyar Jawa tengah. saya pilih Jalur ini karena masih sangat alami, asri dan luar biasa indah karena lewat komplek candi Cetho.

Menuju Lokasi
Perjalanan saya mulai dari tempat kerja di SMK Muhammadiyah 1 Playen Gunungkidul, berangkat dari tempat kerja karena memang pendakian saya kali ini membawa anak2 pelajar SMK muh 1 Playen.Berangkat dari kampus pada Minggu 27 September 2015, jam 10.00 WIB, sampe di basecamp candi Ceto Karanganyar jam 14.00 WIB.  perjalanan begitu lama karena rute yang begitu berbelit belit..hehehe. Peta digital dari layanan googlemap tak banyak membantu, terpaksa harus pake GPS (Gunakan Penduduk Sekitar ) hehehe...agar tidak banyak nyasar....
cekrek dulu sebelum berangkat..hehehe
Base Camp Candi Ceto
Setelah beberpa saat istirahat dan menikmati pemandangan alam pegunungan di kawasan candi, jam 15.00 kami melakukan registrasi pendakian di pos restribusi...lho kok registrasi di pos restribusi..hhh, iya di jalur pendakian candi ceto ini belum ada basecamp resmi, yang ada pos restribusi untuk masuk kawasan candi. 
Biaya masuk per orang dikenakan Rp. 5000,- dan tanpa kliwir-kliwir atau semacam karcis, hanya mengisi daftar nama alamat dan kapan akan turun.
Gb. Loket Karcis masuk Komplek Candi Ceto
Bagi para pendaki yang datang kemalaman atau ingin bermalam dulu disediakan tempat di belakang TPR ini , juga yang menitipkan kendaraan roda duanya. karena tidak boleh ngecamp di kawasan candi....

Komplek Candi Ceto
Karena kami akan mendaki jadi tidak di kasih kain semacam sarung bermotif kotak-kotak untuk bebetan. 
Di komplek candi inilah waktu perjalanan pendakian akan menjadi lebih lama karena para pendaki akan sangat menikmti keindahan alam, bangunan dan kesejukan udaranya. waktu yang paling pas untuk berada di komplek candi ini adalah pagi atau sore hari apa lagi tidak tertutup oleh kabut...hhmmm, indahnya Indonesia

depan gerbang, cekrek


 Gb. Komplek candi Ceto dan berbagai ritual (foto)pengunjungnya
Untuk melanjutkan perjalanan pendakian, dari komplek candi Ceto ini pada ujung jalan kita diarahkan untuk belok kiri melalui lorong jalan yang tak begitu panjang menuju area candi Kethek dan Candi Saraswati. Sayangnya untuk masuk komplek candi Kethek dan Candi Saraswati kita harus bayar restribusi lagi sebesar Rp. 5000,- per orang.
Nah setelah bayar restibusi, setelah loket ada percabangan jalan apabila belok kanan kita akan menuju komplek candi Saraswati, dan lurus menuju komplek candi kethek, dan kami pun memutuskan untuk mengunjungi candi Saraswati terlebih dulu, namun perlu diketahui untuk melakukan pendakian kita harus balik lagi ki percabangan karena pendakian tidak melalui candi saraswati.  

Gb. Komplek Candi Saraswati
Di komplek candi Saraswati ini ada pemandian yang airnya sangat sejuk dan segar...dan disarankan hanya cuci muka dan membasuh tangan atau kaki saja disini. ndak usah mandi..hhh
Perjalanan kami lanjutkan menuju komplek candi Kethek, dari Candi saraswati kami harus balik lagi ke percabangan jalan selanjutnya menyusuri jalan setapak ditepian sungai. Jalan ini sangat berdebu di musim kemarau, terlebih saat kami lewat jalan ini lewat juga beberapa motor bebek yang di modif trail milik petugas candi sehingga debu sangat banyak hingga membuat kami bengeken.

 Gb. Komplek Candi Kethek
Sesampainya di komplek candi Kethek ini  suasana sangat berbeda sekali dengan komplek candi yang di bawah. Kesunyiannya sangat terasa, karena waktu memang sodah sore dan sepi pengunjung terlebih di tunjang oleh letaknya yang memang jauh dari komplek candi yang lain karena terletak di perbukitan yang tertutup pepohonan besar dan lebat. Halaman yang luas dan pohon pohon besar yag tinggi membuat suasana sangat sejuk sekali...andai bisa ngecamp disini pasti sangat istimewa.

Pendakian pun dimulai..
Dari sinilah perjalanan yang panjang dimulai, setelah istirahat sejenak di komplek Candi Kethek perjalanan kai lanjutkan menyusuri jalan setapak disamping bukit melewati ladang sayuran milik pendduduk. Perjalanan sekitar 15 menit kita akan bertemu dengan bak penampungan air yang ada di kiri jalan, airnya sangat melimpah dan tentusaja...duinginnnnn...brrrr. 
Dari candi Kethek menuju pos 1, membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan menyusuri semak semak yang rapat.
 Gb. Pos 1 
Pos 1 berupa shelter sederhana terbuat dari baliho dan terpal, di sekitaran Pos 1 terdapat tanah lapang yang dapat untuk mendirikan tenda kapasitas 4 orang sejumlah 2 buah.

 Gb. Plang petunjuk disepanjang jalur menuju puncak
Setelah istirahat sejenak di Pos 1, perjalanan menuju pos 2 masih menyusuri semak belukar dan pohon pohon yang agak besar. sekitar 1 jam perjalan tiba di pos 2, dengan ditandai pohon besar dililit kain putih. di Pos 2 terdapat shelter yang sederhana terbuat dari terpal dan baliho.

 Gb. Pos 2
Setelah istirahat sejenak mengganjal perut dengabeberapa potong biskuit perjalanan kami lanjutkan menuju pos 3, dari sini waktu sudah malam, track masih menanjak dan melewati semak belukar yang semakin rapat. Dari pos 2 menuju pos 3 membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam perjalanan. Sesampainya di pos 3 waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 Wib, kami memutuskan untuk ngecamp disini.

Gb. Hiruk pikuk di Pos 3
Pos 3 berupa bangunan sederhana dan lebih manusiawi dari pos pos sebelumnya, meski beratap terpal dan baliho sudah ada dinding terbuat dari seng, dan agak lega. Di dalam pos ini mampu menampung 3 tenda ukuran kecil, sedangkan di luar mampu menampung 2 tenda ukuran 4 orang.
Informasi yang kami dapat, beberapa meter disekitaran pos 3 ini terdapat air dari pipa paralon yang bocor ata sengaja di bocor, bener juga tak jauh pipa paralon pun kami temukan dan tidak ada yang bocor...hanya suara derak air mengalir di dalamnya yg begitu menggoda.....ternyata pipa paralon sudah diganti semuanya dengan yang baru....hkz.
Keesokan harinya, setelah subuh, sarapan dan hal-hal ritual umum di laksanakan  kami mulai perjalanan jam 07.30 wib menuju pos 4. Perjalanan dari pos 3 menuju pos 4 masih berupa jalan setapak menanjak terus menerus, penuh debu dan semak belukar. 2 jam perjalanan sampailah kami di pos 4, sekitar jam 09.30 wib.


Gb. Pos 4, bertemu dengan pendaki lain yang ngecamp disini
Pos 4 disini berupa bangunan tidak permanen beratap seng dan tanpa dinding...di pos ini pula kami bertemu rombongan pendaki lain dari jogja. setelah bercakap cakap dan ritual ambil gambar dengan berbagai gaya...perjalanan kami lanjutkan kembali.

Gb. Rute setelah pos 4
Dari Pos 4 perjalanan kami lanjutkan menuju pos 5 bulak peperangan. Medan masih bukit dan bukit serta semak dan pepohonan yang merintangi jalan. Setelah beberapa saat perjalanan sebelum pos 5 ditandai dengan pepohonan yang besar dan tinggi. Di bukit ini sangat rindang dan nyaman sekali, akan tetapi pada saat kami lewat area ini telah terbakar mungkin beberapa hari saja sebelum kami lewat karena bara api masih menyala di pokok pokok pohon. Sehingga sabana yang indah itu berubah menjadi muram dan hitam...
Setelah melewati bukit dengan pepohonan yang tingg, sampailah kita di lembah dengan trek yang mendatar lurus menyusuri lembahan yang elok...
Gb. Lembah yang terbakar..

Gb. Batang pohon besar melintang jadi area ritual wajib hh..hh
Setelah melewati pohon tumbang, untuk menuju pos 5 masih menyusuri lembah dan naik bukit kecil, Pos 5 berupa lembah yang agak luas, tak ada bangunan disini. 

 Gb. Pos 5 ( Bulak Peperangan )
Kenapa dinamakan bulak Peperangan, karena ceritanya panjang..hehehehe gogling saja. Yup setelah istirahat sejenak di Pos 5 perjalanan kami lanjutkan, rute dari pos ini masih dengan pemandangan sabana yang terbakar. setelh melewati tanjakan kecil kita akan sampai di sabana berikutnya yang dinamakan Alun Alun. dinamakan alun alun mungkin karena tempat ini berupa padang rumput yang sangat luas. Di alun alun ini apa bila di musim hujan terdapat telaga telaga atau sendang.
Gb. Track di Alun alun

Gb. padang rumput yang terbakar
Setelah melewati alun-alun, track sedikit menanjak dan kita akan sampai di pos 6, berupa hamparan dataran yang luas yang dinamakan pasar watu. disebut demikian karena dilokasi ini dipenuhi dengan batu batu yang berserakan dimana mana.
 Gb. Plakat Koordinat dan Altitude di pasar watu.
Dari pos pasar watu ini, pemandangan sangat indah, di depan sudah terlihat komplek Hargo Dalem dan puncak Hargo Dumilah. membutuhkan waktu sekitar 10 menit kita sudah sampai di komplek Hargodalem, di sini sudah banyak berdiri bangunan  permanen yang disediakan bagi para peziarah maupun pendaki yang kebetulan tidak membawa tenda.


Gb. Rumah Botol, komplek hargo dalem.
Setelah puas menikmati pemandangan di area hargo dalem, daftar kunjungan berikutnya yang tak boleh terlewatkan adalah berkunjung ke warung mbok yem..hhhh. di sini kita bisa bersantai puas menikmati warung makan tertinggi di pulau jawa dengan menu andalannya nasi pecel.
Gb. Sepiring nasi pecel dan telur di warung mbok yem.....jozz
Tak sabar, dua porsi nasi pecel langsung aku order...hhh, betapa tidak sejak dari pos 2 perutku hanya diganjal sereal sama daun binahong.

Gb. begitu menikmatinya mereka...
Sore itu,  rombongan kami yang terakhir dapat menikmati kelezatan pecel mbok yem, karena segera tutup.
Waktu sudah menunjukkan jam 15.30 Wib. kabut datang dan pergi silih berganti dengan cepat, saya putuskan untuk segera menuju puncak saja sore itu juga, rencana awal kita akan ngecamp di seputaran hargo dalem berhubung sumber air disini sudah mengering semua dan harga air mineral di wrung yang tak masuk di draft anggaran kami.
Perjalanan dari warung mbokyem ke puncak hargo dumilah kami tempuh dalam jangka waktu 30 menit. 

 Gb. Tugu puncak gunung Lawu 3265 mdpl
Setelah 30 menit berjalan mendaki bukit yang lumayan terjal, sampailah di puncak tertinggi Gn Lawu, di puncak ini terdapat tugu permanen. area puncak tidak terlalu luas tapi memanjang ke arah barat. Apa bila ingin ngecamp di puncak, disini bisa menampung beberapa tenda.
Gb. Senja di Puncak Lawu.
Tak banyak rombongan sore itu, hanya ada beberapa yang ada dipuncak termasuk kami. Satu jam sudah kami kesana kemari mengabadikan keindahan sore itu, karena kabut yang datang dan pergi cukup cepat ditambah udara dingin dan angin yang cukup kencang, kami putuskan untuk turun menuju warung mbok yem.

Turun gunung...
Sekitar 10 menit saya menuruni puncak hargo dumilah menuju warung mbok yem, setelah istirahat sejenak kami mulai packing dan menghitung logistik untuk perjalanan turun menuju cemoro sewu.
  Packing untuk turun gunung,
Waktu menunjukkan pukul 18.00 wib, kami mulai perjalanan turun menuju cemoro sewu, magetan Jawa Timur. Jalur cemoro sewu merupakan jalur terpendek untuk naik atapun turun gunung lawu, kondisi jalan berupa batu yang disusun menyerupai undak undakan atau tangga. Kondisi dengkul yang prima sangat dibutuhkan untuk melewati jalur ini..hhh, bisa di bayangkan naik atau turun tangga sepanjang lebih kurang 9 km.
...terkapar di pos 3..

Perjalanan dari warung mbok yem hingga di cemoro sewu memakan waktu kurang lebih 3,5 jam. Kondisi yang gelap, badan yang letih membuat kamera saku yang saya bawa lebih banyak diam di saku..hhh.
sekitar jam 09.30 wib, kami tiba di cemoro sewu, langsung cari lokasi buat ngecamp.
..camp kapal pecah.....
Gb. TS lagi buang galau..hhh


Gb. Gerbang pendakian Cemoro Sewu

Sembari menunggu jemputan, kami gunakan waktu untuk jalan - jalan de sepanjang jalan depan gerbnag pendakian untuk menikmati bakso penthol yang mak nyusss.
sekitar jam 10.00 Wib, mobil penjemput pun tiba dan kami bersiap menuju wonosari....sayoo..nara...

Estimasi perjalanan dari Wonosari, Gunungkidul - Candi Ceto - Hargo Dalem - Hargo Dumilah - Hargo Dalem - Cemoro sewu - Wonosari
- Wonosari - Candi Ceto +/- 4 Jam
- Candi Ceto - Hargo Dalem +/- 9 Jam
- Hargo Dalem - Hargo Dumilah +/- 30 menit
- Hargo Dumilah - Hargo Dalem +/- 10 menit
- Hargo Dalem - Cemoro sewu +/- 3,5 jam
-Cemoro Sewu - Wonosari +/ - 3 Jam